Katakan Cinta Sebelum Terlambat
Bagiku, dia adalah satu-satunya. Namun bagi dia, mungkin aku hanyalah seorang wanita biasa…
Tulang Rusuk Yang Hilang
Tulang Rusuk Yang Hilang: Sebuah Cerita Cinta
semoga kisah ini membuat perubahan akan perasaan pada sang kekasih….
terima kasih untuk penulis cerita ini.....
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.
Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”
Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.
Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan adayang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”
Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
Mencari Dunia Yang Hilang........
Tahukah anda sebuah novel yang berjudul "The Lost World" atau Dunia Yang Hilang, cerita ekspedisi karangan penulis detektif Sir Arthur Conan Doyle Inggris. Novel itu menceritakan sebuah regu penjelajah dengan tidak disangka memasuki suatu dunia yang tingkat evolusinya masih berada pada masa ratusan juta tahun silam. Belum lama berselang, suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah.
Tanah Suci Terakhir
Propisni Papua terletak di bagian barat Pulau Nugini, adalah propinsi paling jauh terpencil di Indonesia. Sedangkan "dunia yang hilang" itu terletak di ujung timur Propinsi Papua, di sebuah lereng Gunung Foja, merupakan daerah hutan hujan tropis yang jarang dijamah manusia. Luas daerah itu sekitar 3.000 kilometer persegi. Gunung Foja tingginya 2.200 meter di atas permukaan laut, sangat curam, bahkan warga setempat pun tak berani masuk ke wilayah itu, ditambah ekosistem yang sangat kaya, maka daerah itu tak diragukan merupakan tanah suci terakhir di dunia bagi survei ilmiah. Penemuan kali ini membuktikan lebih lanjut bahwa Pulau Nugini merupakan salah satu daerah yang paling kaya keanekaragaman hayatinya di dunia, dan tidak kalah dibandingkan dengan Kepulauan Galapagos yang pernah disinggahi Darwin pada masa lalu.
Organisator tim survei itu, anggota Konservasi Internasional, sebuah organisasi internasional yang melindungi keanekaragaman hayati global, Doktor Buchler Bruce, menceritakan hasil temuan mereka: "Seolah melalui pelengkungan waktu, kami telah memasuki dunia yang belum pernah didatangi manusia. Kami seperti anak kecil berada di toko kembang gula, di setiap tempat menyaksikan barang-barang aneh yang belum pernah dilihat sebelumnya. Sebenarnya apa saja yang telah disaksikan oleh para ilmuwan itu dalam survei selama satu bulan tersebut?
Surga Burung
Kalau dihitung berdasarkan luas rata-rata, jenis burung di Pulau Nugini adalah yang paling banyak di dunia. Di surga burung itu, tim survei telah menyaksikan lebih 200 jenis burung. Begitu para ilmuwan tiba di daerah survei, mereka disambut oleh seekor burung yang aneh. Bulunya hitam, tapi mukanya berjengger warna kuning tua, seperti ayam. Buchler yang ornitolog akhirnya memastikan bahwa burung itu adalah honeyeater, atau burung pengisap madu jenis baru. Burung itu menjadi spesies jenis burung baru yang pertama ditemukan ilmuwan di Pulau Nugini sejak tahun 1939. Buchler menceritakan perasaannya waktu itu seolah jantungnya berhenti berdegup.

Namun saat yang lebih menggetarkan hati segera menyusul: sepasang burung yang belum pernah dikenal sebelumnya mempertunjukkan upacara pencarian jodoh di depan perkemahan mereka. Burung jantan berwarna hitam, di bagian tenggorokan terdapat bulu warna emas, dan yang paling menarik perhatian ialah enam batang bulu kepala sepanjang 10 sentimeter yang mirip kawat logam. Burung jantan menegakkan bulu-bulu itu dan terus menggetarkannya, sambil mengeluarkan bunyi yang merdu, nyata sekali ia sedang merayu burung betina. Sepasang burung itu adalah jenis Parotia berlepschi von Berlepsch, semacam burung cenderawasih enam bulu yang mengambil nama ilmuwan Jerman Von Berlepsch, dan dianggap sudah punah bertahun-tahun lalu.

Taman Binatang Menyusui
Kali ini para ilmuwan telah mencatat lebih 40 jenis binatang menyusui, di antaranya termasuk 6 jenis kanguru pohon yang sangat langka di daerah lain Pulau Nugini, khususnya sejenis kanguru pohon warna emas yang pertama kali ditemukan di Indonesia, dianggap sebagai kanguru yang paling cantik di dunia, juga adalah binatang berkantung (marsupial) paling berharga yang hidup di daerah hutan rimba.

Ahli binatang melata tim survei telah menkonfirmasi 60 jenis katak, termasuk 20 jenis baru yang belum pernah tercatat sebelumnya. Penemuan yang paling menggembirakan ialah sejenis katak yang pajang tubuhnya tidak lebih dari 14 milimeter. Katak itu dapat ditemukan hanya dengan meneliti suara sangat ringan di antara daun pohon. Begitu banyak jenis katak dan begitu besar perbedaannya, belum pernah ditemukan oleh para ilmuwan sebelumnya, sekaligus juga menunjukkan bahwa masunia masih sangat sedikit mengetahui kelompok jenis katak di daerah pegunungan Foja bahkan Pulau Nugini.
Dalam survei selama satu bulan, para peneliti berbagai bidang telah memperoleh hasil-hasil tertentu. Selain penemuan yang tersebut tadi, ahli serangga telah menemukan lebih 150 jenis serangga termasuk 4 spesies baru, khususnya jenis kupu-kupu langka yang jarang ditemukan di bagian lain dunia. Misalnya kupu-kupu sayap burung, diangkap sebagai kupu-kupu yang terbesar di muka bumi, rentangan sayapnya mencapai 18 sentimeter. Survei kali ini hanya menjelajah sebagian kecil daerah hutan hujan tersebut, dan masih terdapat daerah yang sangat luas untuk diselidiki lebih jauh oleh para ilmuwan. Kini mereka sedang siap melakukan survei ilmiah lagi pada akhir tahun ini untuk mendapatkan penemuan-penemuan yang lebih banyak. Selain itu, mereka juga mengarahkan pandangan kepada benua Afrika dan Amerika Selatan, siapa tahu barangkali di sana juga ada "dunia yang hilang" seperti itu.
Saudara pendengar, demikian tadi telah kami perkenalkan "dunia hilang" yang baru ditemukan di Papua..
semoga semua teman2 bisa terhibur......!!!
Langganan:
Postingan (Atom)